0

Hello, April!

Bulan lalu, akhirnya saya berhasil menjalankan misi untuk membatasi ikut lomba dan antologi, walaupun terpaksa. Hahaha. Di awal, saya berniat ikut tiga lomba (satu event Divapress dan dua sisanya dari teman-teman di AWI) tapi ternyata kendalanya banyak.

Pertama, ada teman yang minta tolong saya ngedit buku solonya setebal dua ratus halaman A5. Kegiatan ini cukup memakan waktu, karena—seperti biasa—saya harus baca dan ngecek berkali-kali.

Kedua, penggemar Fatih regional Jawa Timur pada kangen. Karena itu, kami—saya dan Fatih doang, bapaknya kerja—pun pulang kampung. Kebetulan orang tua juga ngajakin ke Bali. As predicted, selama liburan yang hampir dua minggu ini, lumayan susah cari momen untuk bisa konsentrasi nulis.

Ketiga, HP saya rusak. Imbasnya, nggak bisa bikin draf di HP. Terpaksa langsung ketik-ketik di laptop. Kurang fleksibel untuk pindah tempat. Susah fokus juga, soalnya sambil jagain Fatih.

Alhamdulillahnya, masih bisa jadi (dan keburu ngirim) satu tulisan untuk lombanya Divapress. Dua sisanya nggak keburu. Huhuhu.

But hey, itu bulan lalu. Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Mari kita mulai bulan April ini dengan semangat baru. As for me, bulan ini dimulai dengan … ketemu idola. Yang mana?

Ehm, sebentar.

MakSur

Mak Suri (smirk)(smirk)

Baca lebih lanjut

0

Nonton Konser Iwan Fals

Ini adalah cerita singkat saya menonton konser “Mata Hati” Iwan Fals di Graha Cakrawala Malang pada 26 November 2016 yang lalu. Memang sudah 3 bulan yang lalu, tapi baru ditulis sekarang. :v 

Mohon diingat bahwa hal-hal yang saya tuliskan di sini bersifat subjektif. Harap dimaklumi.

Sumber: Harian Surya (terbit tanggal 27 November 2016)

Sebenarnya yang dari awal berminat untuk menonton konser ini adalah adik saya. Tapi seperti sebelum-sebelumnya, adik saya tidak pernah nonton konser (dan atau pensi) sendirian. Dia selalu ditemani bapak saya atau saudara sepupu saya yang kuliah di Malang. Karena itu, setiap kali ingin menonton konser, dia selalu beli 2 tiket.

Kemarin pun demikian. Dia beli 2 tiket yang paling “murah”, yaitu tiket festival. Awalnya, bapak saya yang berencana menemani dia nonton, tapi karena satu dan lain hal, beliau batal ikutan nonton. Mau nyuruh adik saya yang satu lagi buat nemenin, eh ternyata dia lagi ada tugas ke Medan. Berhubung waktu itu saya di Malang (suami lagi tugas ke luar negeri), jadilah saya yang disuruh nemenin adik. Bos kecil dijagain dulu sama mbahnya. 

Sebelum hari H, adik sudah beli tiket di salah satu Ticket Box yang ditentukan. Pas beli itu, nggak langsung dikasih tiketnya, tapi cuma dikasih selembar kertas yang ada QR Code-nya. Pas hari H, QR Code ini di-scan di luar venue dan ditukar dengan tiket yang bisa dikalungkan seperti nametag. Bentukannya kayak ini. 

Baca lebih lanjut

0

Coretan Penaku

Hello again after a while.. ^^
It’s already 2014, and it’s almost the end of the first month.. and I haven’t post anything yet!! ㅋㅋ ;P

Tere Liye

Baiklah, saya akan membuka tahun 2014 ini (walaupun terlambat) dengan sebuah tulisan tentang “menulis”. Singkat cerita, hari Ahad kemarin (27 Januari), saya menghadiri sebuah talkshow berjudul “Coretan Penaku – Melatih Imajinasi dengan Menulis”. Pengisinya Bang Tere Liye, penulis novel Hafalan Shalat Delisa, Bidadari2 Surga, Negeri Para Bedebah, dan masih banyak lagi yang lainnya. Walaupun sesinya cukup singkat (tidak sampai 2 jam), ada beberapa hal yang saya dapatkan dari talkshow ini. Langsung saja sampaikan dalam poin-poin berikut ini.

#1. Mengapa harus menulis?

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Di manapun kita, bagaimanapun keadaan kita, kita harus dapat memberi manfaat bagi orang lain. Kita pasti tahu bahwa kita tidak mungkin selamanya hidup di dunia ini. Akan ada saatnya kita akan kembali menghadap Sang Maha Kuasa. Kita juga pasti pernah belajar bahwa salah satu amalan yang tidak akan terputus adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang kita bagikan kepada orang lain Insya Allah akan menjadi tabungan kita nanti.

Akan tetapi, manusia itu tempatnya salah dan lupa. Boleh jadi sekarang kita memiliki/ menyampaikan sebuah ilmu, namun seiring dengan berjalannya waktu, ilmu tersebut akan terlupakan. Karena itu, tidak salah jika Ali bin Abi Thalib pernah mengucap sebuah quote:

Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.

Karena ilmu itu seperti binatang ternak. Jika tidak diikat, dia akan lari. Maka dari itu, menulis itu penting. Sampai berpuluh-puluh tahun lagi pun tulisan kita dapat tetap ada dan diambil manfaatnya. Isn’t it amazing?

Baca lebih lanjut

0

Nonton Bioskop Gratis via FMM

Well, it’s Friday. Para pengguna Telkomsel mungkin sudah hafal salah satu event yang diadakan setiap hari Jumat: Friday Movie Mania (FMM) :D

Singkatnya sih ya, ini adalah salah satu program reward dari Telkomsel untuk para penggunanya. Dengan menukarkan 100 Telkomsel Poin, pengguna kartu Telkomsel dapat memperoleh 1 tiket untuk nonton di bioskop tertentu, di Jumat yang  sama dengan hari penukaran. Dalam satu pekan, 1 nomor hanya dapat digunakan untuk menukarkan maksimal 200 poin. Tiket ini dapat ditukar dengan tiket nonton film apapun, asalkan bukan film yang 3D. Yah, lumayan sih kalo buat anak kos mah. :D

Further information bisa dibaca disini. :)

*Saya kok jadi kayak sales gini yak? Wkwkwk :D

Btw, ini nih tiket FMM yang paling dramatis (yang pernah saya dapat). Waktu itu antri biar bisa gratis nonton Habibie – Ainun. Kesalahan saya waktu itu sih cuma telat datang karena hujan. Dan setelah antri hampir 1 jam dari jam 15.00, akhirnya saya dapat juga 1 tiket. TIKET TERAKHIR di Ciwalk untuk hari itu. Yatta! :’)

FMM Ticket

0

Indonesia Bermain 2011

Sabtu – Ahad tanggal 22 – 23 Oktober 2011 yang lalu ada acara “Indonesia Bermain” di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Acara ini dimeriahkan oleh banyak instansi (termasuk ITB), beberapa studio game, komunitas game, dan masih banyak lagi. Awalnya saya pesimis bisa datang ke acara ini, mengingat kegiatan saya weekend kemarin juga masih padat. Tapi alhamdulillah, masih sempat main-main kesana hari Ahad sore sebelum ditutup.

Melihat judulnya “Indonesia Bermain”, di awal saya mengira bahwa di acara ini akan dipamerkan game-game komputer buatan Indonesia. Setelah masuk, ternyata dugaan saya tidak 100% benar. Tidak semua game yang dipamerkan adalah game komputer. Memang ada banyak game komputer, namun banyak juga game non-komputer, seperti board game, bahkan ada pula pasir untuk anak-anak yang masih suka bermain pasir. Tapi yang pasti, semua game ini dibuat dan dikembangkan oleh orang-orang Indonesia. ;)

Jepret sana, jepret sini, edit dikit, tempel-tempel, jadilah gambar ini:

Baca lebih lanjut